Apa yang bikin kamu beli parfum?
Kalau saya ditanya begitu, saya jawab, "Banyak alasannya!"
Pertama, karena saya suka wanginya. Dompet boleh ketinggalan, parfum jangan. Itu keyakinan saya. Hehe.
Dan, nggak mungkin kan kita beli parfum yang wanginya nggak cocok sama kita?
Kedua, paling sering, nih, FOMO (fear of missing out). Kalau soal makanan, baju, sepatu, skincare, saya nggak begitu ngikutin trend. Tapi, kalau ada sebuah brand launching parfum baru, lalu banyak influencer bilang wangi parfumnya enak, saya pasti auto cek online. Lihat timing, beli!
Ketiga,
karena visual atau namanya. Saya pernah beli parfum karena suka
dengan botolnya yang unik. Beberapa kali juga beli barang, termasuk
parfum, yang namanya unik, seperti parfum Black Opera dari Mykonos. Iya, saya suka makanan dengan rasa cokelat, seperti opera cake.
Masih soal visual lainnya, yaitu warna. Saya belum baca atau lihat review Alchemist Galleria, tapi saya langsung ikut PO karena saya suka warna ungu.
Kalau alasan 2 dan 3 agak kurang masuk akal, alasan keempat ini paling masuk akal. Dan, biasanya saya repeat order kalau alasan keempat ini terpenuhi.
Apa itu?
Ketahanannya. Parfum pasti wangi. Dia viral, kita FOMO, beli. Botolnya cantik, warnanya favorit, namanya unik, kita beli. Tapi, kalau parfumnya kurang awet, pasti ada perasaan agak sedih.
Duh, sayang banget. Padahal dia wanginya enak, botolnya cantik, namanya bagus, tapi kok kurang awet wanginya?
Nah, kurang awet ini yang sering menjadi alasan orang enggan beli lagi atau repeat order sebuah parfum. Apalagi kalau harganya mahal. Makin males, deh.
Soal awet tidaknya parfum ini ada istilah khususnya, lho. Istilahnya "SPL".
Kalau kalian pecinta parfum, pasti nggak asing dengan istilah SPL. Tapi, kalau kalian masih newbie, coba baca tulisan ini sampai selesai, ya. ^^
Sillage
S yang pertama adalah sillage (see-yazh). Dalam bahasa Perancis, sillage artinya bangun.
Maksudnya bukan bangun dari duduk atau bangun dari tempat tidur, ya. Sillage yang dimaksud adalah jejak wangi parfum yang tertinggal ketika kamu lewat.
Contoh sederhananya, kamu pernah nggak mencium aroma parfum seseorang yang baru lewat? Padahal orangnya sudah jauh, tapi wanginya masih kecium.
Nah, itu namanya sillage.
Biasanya perfumery mendefinisikan sillage sebagai proses dan lamanya penyebaran wangi parfum di sekitar penggunanya setelah ia bergerak. Sillage diibaratkan seperti jejak perahu yang berlayar atau jejak pesawat yang terbang. Jejaknya masih bisa terlihat, meski perahu atau pesawatnya sudah cukup jauh, kan?
Begitu juga dengan parfum. Jika parfum memiliki sillage yang baik, maka orang di sekitar penggunanya akan bisa mencium aromanya tanpa harus menggunakannya. Misalnya, kamu menggunakan parfum A, lalu kamu melewati teman kamu dengan buru-buru. Tanpa disapa, teman kamu bisa tahu kamu baru saja lewat dari aroma parfum kamu. Keren, ya?
Selain itu, sillage juga bisa menjadi pertimbangan seseorang memilih parfum, lho.
Ibaratnya, kamu suka wewangian beraroma buah, dan kamu ingin meninggalkan jejak aroma buah di sekitar kamu. Maka, kamu bisa memilih parfum yang memiliki notes buah-buahan dengan sillage yang kuat.
Projection
Huruf selanjutnya adalah P, merujuk pada projection.
Pernah nggak kamu bertemu seseorang, yang kalau dia duduk jauh dari kamu, tapi tercium wangi parfumnya? Padahal kamu sama sekali tidak mendekat, lho.
Sama seperti kamu di rumah, belum masuk rumah, sudah tercium aroma masakan ibu. Padahal jarak halaman rumah dan dapur, lebih dari tiga meter.
Fenomena itulah yang disebut projection atau proyeksi. Mudahnya, nih, projection itu jarak pancaran aroma yang bisa dikeluarkan oleh sebuah parfum, hingga bisa tercium oleh orang lain di sekitar penggunanya.
Misalnya, kamu pakai parfum A. Orang yang berada di radius dua meter dari kamu, bisa mencium aroma parfum kamu dengan jelas sekali. Yang jaraknya tiga meter, juga bisa mencium wangi parfum kamu dengan baik. Dari jarak empat meter, masih tercium tapi samar-samar. Sedangkan, yang berada di jarak lima meter, sudah tidak bisa mencium aromanya sama sekali.
Itu artinya, parfum A, memiliki projection 3-4 meter di kulit kamu.
"Mirip sillage, nggak, sih?"
Mirip, tapi beda, ya. Kalau sillage dinilai dari jejak aroma yang ditinggalkan penggunanya. Jadi, kamu harus berjalan dulu, harus bergerak dulu.
Beda dengan projection, kamu tidak perlu bergerak, orang bisa mencium aroma parfum kamu saat dia ada di dekat kamu.
Jadi, projection itu seperti radius aroma parfum. Kamu duduk diam, orang yang jaraknya satu meter dari kamu, bisa mencium aroma parfum kamu, tanpa harus kamu dekati.
Longetivity
The last but not the least, huruf L yang merujuk pada longetivity, artinya ketahanan alias keawetan.
Nah, ini yang sebenarnya dimaksud banyak orang soal keawetan parfum.
Biasanya, longetivity sebuah parfum bergantung pada jenis dan bahan yang digunakan pada parfum tersebut. Sama seperti jenis-jenis parfum yang sudah saya bahas sebelumnya.
Extrait de Parfum adalah jenis parfum dengan longetivity terbaik di antara jenis parfum lainnya. Ini karena Extrait de Parfum mengandung lebih banyak essential oil daripada jenis parfum yang lain.
Kalau sillage dan projection dirasakan oleh orang di sekitar pengguna parfum, longetivity ini hanya bisa dirasakan si pengguna. Jadi, hanya kamu yang bisa tahu seberapa baik longetivity parfum yang kamu pakai.
Apa yang mempengaruhi longetivity?
Jawabannya, bergantung bagaimana dan di mana kamu menggunakan parfum. Sebab, hidung dan kulit setiap orang itu berbeda. Parfum A gampang hilang wanginya ketika kamu gunakan di luar ruangan, tapi sebaliknya, dia bisa bertahan 1-2 jam lebih lama jika kamu gunakan di dalam ruangan.
Di
kondisi lain, parfum B sangat awet ketika digunakan oleh teman kamu.
Tapi, di kulit kamu, justru dia tidak begitu awet. Ini sangat wajar
terjadi, karena bisa saja ketika itu kondisi kulit kamu kering, sehingga
parfum lebih cepat menguap. Sedangkan, kulit teman kamu lebih lembap,
yang membuat wangi parfum bisa menempel lebih lama.
Tiga notes parfum yang wajib pecinta parfum tahu!
Gimana gimana? Do you understand?
Kalau belum, baca lagi, deh.
Ketika saya bilang SPL bisa menjadi alasan orang membeli parfum, itu bukan hanya soal ketahanan atau keawetan yang dirasakan orang itu sendiri, ya. Itu soal kualitas parfum yang kamu dan orang sekitar kamu rasakan.
Kualitas SPL bisa menjadi alasan terbaik buat kamu sebelum membeli parfum. Kok bisa? Iya, bisa lah!
Parfum kamu bisa menjadi signature kamu, gambaran kepribadian kamu. Misalnya, orang yang kepribadiannya tenang dan feminin, cenderung suka aroma bunga. Jika kamu ingin orang mencium aroma bunga dari kamu, pilih parfum yang sillagenya kuat di aroma bunga.
Tapi, tidak semua parfum memilki SPL yang seimbang kuatnya. Ada parfum yang sillage dan projectionnya kuat, tapi longetivitynya lemah, lho.
Biasanya parfum yang karakter aromanya fresh memiliki sillage dan projection yang kuat, namun longetivitynya lemah karena bahan/notes yang digunakan mudah menguap. Ini bisa terjadi pada parfum jenis cologne atau parfum untuk laki-laki.
Mana yang lebih baik? S, P, atau L?
Bergantung
kamu. Parfum itu soal selera. Kamu yang menggunakan, kamu juga yang
harus memilih. Ingat, tidak baik hanya bertanya tanpa mencoba. So, try it first, ya!
Anyway, sudah lumayan paham soal SPL, kan, ya?
Kalau masih ada pertanyaan atau wawasan tambahan lainnya, silakan berkomentar di bawah, ya.
See you! ^^
0 Komentar
Silakan berkomentar